Sportivitas Hidup


Sportivitas adalah komponen kedua dari moralitas dalam olahraga. Shields dan Bredemeier dalam Robert S. Weinberg., Daniel Gould (2007) berpendapat bahwa sportivitas melibatkan intens berjuang untuk berhasil, komitmen terhadap semangat bermain sehingga standar etika akan lebih diutamakan daripada keuntungan strategis ketika konflik. Sebagai contoh pada pertandingan Liga Utama ke Sembilan  Iran tanggal 28 Januari 2010 antara klub Moghavemat Sepasi  melawan Steel Azin. Tindakan sportif dan fair play yang ditunjukkkan Amin Mutavassel Zadeh, striker klub Moghavemat Sepasi, di saat tinggal menjebloskan bola ke dalam gawang ia malah menendangnya jauh-jauh keluar lapangan, karena kiper Steel Azin tergeletak tak berdaya setelah sebelumnya berbenturan dengan peman Moghavemat Sepasi yang lain. Tindakan tersebut dilakukan agar tim medis bisa memeriksa kiper yang cedera tersebut. Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan Steel Azin 2-1 atas Moghavemat Sepasi, jika Amin Mutavassel Zadeh menjebloskan bola ke gawang, golnya tetap dinilai sah, dan hasil akhirnya tentu berbeda.
Berdasarkan contoh di atas dapat ditunjukkan bahwa atlet menentukan sportivitas sebagai kepedulian dan rasa hormat terhadap aturan main, wasit, lawan, dan tidak melakukan upaya yang curang untuk memenangkan sebuah pertandingan.

Sepakbola
Berdasarkan dokumen sejarah diketahui bahwa permainan dengan menggunakan bola telah ditemukan di Cina pada 2500 tahun sebelum masehi, yang dimainkan oleh tentara Dinasti Han. Beberapa ratus tahun kemudian ditemukan juga permainan sepakbola di Kyoto, Jepang. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sepakbola sudah dimainkan manusia sekitar 3000 tahun yang lalu, akan tetapi masih menggunakan peraturan sederhana. Kemudian barulah peraturan sepakbola modern pertama kali dibuat di Inggris pada akhir abad ke-19.
Sepakbola adalah permainan yang selalu menarik bagi siapa saja tidak mempedulikan unsur gender. Setiap manusia di manapun pasti banyak yang memainkan permainan ini. Seperti halnya anak-anak sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi tidak lepas dari sepakbola. Terkadang untuk acara-acara tertentu dari tingkat RT bahkan sampai tingkat dunia permainan ini marak dilombakan. Berbagai kejuaraan telah silih berganti mewarnai perjalanan suatu daerah, bahkan bangsa, serta negara.
Berbicara mengenai sepakbola tidaklah lepas dengan isu-isu terkait dunia persepakbolaan. Dalam permainan sepakbola semuanya bisa terjadi, unsur-unsur karakter seseorang, semangat fair play, serta sportivitas para pemain akan terlihat dengan mudah. Upaya untuk menanamkan sikap-sikap seperti tersebut di atas adalah tanggung jawab bersama, mulai dari pelatih sampai dengan para atlet harus menyadari dan senantiasa menerapkan ketiga konsep di atas baik selama masa latihan maupun pada saat bertanding.

Kualitas bermain yang bagus, kemampuan yang memadai, bahkan postur tubuh yang atletis belumlah cukup untuk menjadi pesepakbola yang unggul. Bahwasanya kesemuanya yang ada di atas adalah kurang lengkap tanpa adanya nilai-nilai yang mendasari pesepakbola sewaktu berlaga di lapangan. Nilai-nilai dasar yang akan menjanjikan keberrhasilan seorang pesepakbola diantaranya adalah karakter, sikap fair play, serta sportivitas yang ditunjukkan saat bermain. Dengan selalu menerapkan ketiga sikap tersebut di atas, seorang pesepakbola akan selalu diingat dan mempunyai ruang di hati masyarakat karena prestasinya yang gemilang.
Pengembangan Karakter, Fair Play dan Sportivitas melalui Sepakbola
Sepakbola sebagai permainan yang dimainkan secara tim harus senantiasa menyatukan taktik dan teknik serta kerja sama tim demi mencapai tujuan bersama. Di samping itu, dalam sepakbola terkandung pula nilai tanggung jawab masing-masing pemain dalam menjalankan peran masing-masing, sehingga harus menyadari posisi dan tugas dan dapat mengesampingkan ego pribadi. Meskipun dalam keadaan yang tidak semestinya seperti saat terjadi peperangan, bencana alam, krisis, dan lain sebagainya sepakbola datang menjadi penghibur di tengah-tengah masyarakat.
Kendati sepakbola dapat menyatukan berbagai perbedaan yang ada di tengah-tengah kehidupan manusia baik kasta, suku, bangsa dan bahasa, namun sepakbola tidak selamanya membuahkan hasil yang manis. Hal ini dikarenakan sepakbola adalah permainan yang keras dan kadang kejam karena perjuangan yang telah dilakukan tidak selalu berakhir dengan kemenangan. Sering perjuangan mati-matian di lapangan hijau itu hanya menghantarkan para pemain dan penonton yang terlibat dengan mereka kepada kegagalan yang pahit dan menyedihkan. Sehingga dalam sepakbola dibutuhkan kebesaran jiwa untuk menerima kegagalan, tekad dan keberanian untuk bangkit meraih kemenangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sepakbola terdapat nilai-nilai karakter, fair play, serta sportivitas seperti tanggung jawab akan tugas masing-masing, semangat pantang menyerah, saling kerja sama, serta kebesaran jiwa untuk menerima kegagalan di mana nilai-nilai tersebut adalah nilai yang dibutuhkan untuk mencapai hidup selaras, serasi, dan seimbang di tengah-tengah masyarakat.

Komentar